Minggu, 22 September 2013

BAMBU BANGLI


Budidaya bambu di Bangli mempunyai peran strategis dalam penyerapan tenaga kerja dan pendapatan regional. Menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangli, budidaya bambu memberi kontribusi 40% pada Pendapatan Domestrik Regional Bruto (PDRB) dan menyerap lebih dari 45% tenaga kerja.
Keterlibatan masyarakat Bangli dalam budidaya bambu berupa kegiatan dari hulu (pembuatan tanaman), tengah (pengolahan produk) hingga hilir (pemasaran). Hal tersebut secara substantif sangat penting untuk memantapkan modal sosial (social capital) masyarakat. Fakta menunjukkan bahwa modal sosial yang mantap merupakan aset penting kemajuan komunitas dan menjamin ketangguhan komunitas dalam mencari solusi terhadap krisis sosial ekonomi yang saat ini melanda berbagai kawasan dunia dan dampak globalnya bisa melanda daerah manapun sewaktu-waktu.
Produksi bambu di Bangli untuk memenuhi berbagai keperluan, diantaranya: (1) kerajinan, (2) bahan bangunan, (3) furnitur, (4) pangan, dan (5) upacara adat. Jumlah unit usaha kerajinan bambu di Bangli sebanyak 4.732 dan melibatkan 9.530 tenaga kerja, dengan nilai investasi Rp. 306 juta dan produksi Rp. 27 milyar (Disperindag Kab. Bangli, 2007) Permintaan pasar luar negeri terhadap furnitur bambu sangat besar, namun kapasitas produksinya belum mampu memenuhi permintaan. Beberapa bagian tanaman bambu dapat dipergunakan untuk bahan pangan dan obat-obatan. “Rebung” adalah bagian batang bambu muda untuk pangan. Daun bambu duri (Bambusa bambos (L) Voss) dapat dipakai untuk obat mata, bronkitis dan demam.
berbagai upacara adat di bali  kebanyakan yang membutuhkan bambu. Sebagian besar produksi bambu di Bali untuk memenuhi kebutuhan upacara tersebut, baik sebagai hiasan luar ruangan (penjor), maupun tempat untuk menaruh sesaji (keben).
gcgd
Bambu lamina telah dikembangkan sebagai alternatif bahan bangunan dengan nilai estetika dan ekonomi tinggi, yaitu tiang bangunan, lantai, atap maupun dinding. Permintaan pasar Eropa terhadap bambu lamina tidak dapat dipenuhi, karena hanya ada satu pengrajin dengan modal terbatas yang menekuni hal tersebut.
Memperhatikan berbagai keperluan produk bambu tersebut, maka potensi pasar bambu sangat menjanjikan. Animo masyarakat dalam budidaya bambu sangat tinggi. Upaya pemberdayaan masyarakat melalui budidaya bambu akan berdayaguna apabila Keterlibatan masyarakat tidak hanya pada penyediaan bahan baku saja, namun juga
pada tahap proses dan pemasaran hasil produksi yang banyak diminati. Hambatan utama dalam pengembangan budidaya bambu adalah aspek permodalan dan dukungan multipihak terkait dengan (1)proses produksi (2) inovasi dan diversifikasi produk, dan (3) aspek regulasi yang mendukung bambu sebagai produk unggulan dengan nilai ekonomi tinggi.
Bambu untuk Konservasi Lingkungan
ge
Bambu berakar serabut sehingga berdayaguna dalam proteksi tanah dari potensi erosi. Dengan demikian kapasitas penyimpanan air terjaga, limpasan tereduksi, infiltrasi dan tampungan air tanah meningkat. Kondisi tersebut berdayaguna untuk mengatasi krisis air di Bali. Tanaman bambu menghasilkan banyak sersah, jauh lebih banyak daripada vegetasi lainnya, sehingga berguna dalam perbaikan sifat hidrologis tanah (Bharati et al., 2002). Hasil survei dan penelitian menunjukkan bahwa sumberdaya air di Pulau Jawa dan Bali, termasuk kategori kritis. Indeks ketersediaan air Pulau Jawa dan Bali (60% penduduk Indonesia), berdasarkan survei tahun 1986 sebesar 1.750 m3/kapita/th, termasuk kategori kritis menurut World Water Resources Institut (Weert, 1994).
Bambu merupakan salah satu hasil hutan bukan kayu dengan manfaat multi-aspek. Jaminan serapan pasar produk bambu merupakan peluang pengembangan bambu secara lebih berdayaguna. Ketersediaan modal dan regulasi tataniaga produk merupakan kebutuhan mendesak yang harus dipenuhi. Intervensi pemodal dan Pemerintah dalam penyediaan infrastruktur dan suprastruktur pemasaran produk mutlak diperlukan.


Kerajinan Logam Tabanan Diminati Pasar Eropa

Kerajinan | Oleh Aries Wicaksono
Posted: 08/04/2010 12:11
Kerajinan Logam Tabanan Diminati Pasar Eropa
Perajin logam di Tabanan, Bali.
Liputan6.com, Tabanan: Kawasan Dauh Peken, Kabupaten Tabanan, Bali, adalah salah satu sentra industri kerajinan logam. Aneka produk yang dihasilkan para pengrajin logam di kawasan itu, banyak tersebar di semua wilayah Bali.
Salah satu karya mereka yang kini tengah digandrungi adalah kerajinan untuk dekorasi ruangan, seperti kap lampu yang terbuat dari plat logam. Lantaran bentuk dan modelnya unik serta pewarnaannya yang menarik, kerajinan ini banyak diminati pasar Eropa dan Australia.
Menurut Ni Made Meliani, pengusaha dekorasi logam, proses pembuatan kerajinan logam tak terlalu sulit. Plat logam terlebih dahulu di poon sesuai bentuk, model, dan ukuran yang dikehendaki. Selanjutnya disambung dengan las satu pesatu. Untuk meberikan efek pantulan cahaya, logam dilubangi dengan las sesuai bentuk yang dikehendaki.
Harga yang ditawarkan mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 100 ribu, tergantung ukuran dan model. Ni Made mengakui omset yang diperoleh dari bisnis ini dalam sebulan rata-rata puluhan juta rupiah.(IAN)

Tenun Ikat Home Made - Tenganan Village

Tenun Ikat is a traditional Balinese homemade material made at Tenganan Village. It is intended made by the young and old women villagers in their houses for souvenir that you can bring home. The material of Tenun Ikat is made from the wooden root and carefully woven with high patience. The price of Tenun Ikat is quite expensive according to the style and material sources. Tenun Ikat making might be able to see when visiting Tenganan Village on Karangasem Tour.

Tenun Ikat Home Made

Tenganan Village, Old Balinese, Karangasem, Bali, Tenun, Ikat

Cantiknya Kain Songket Bali dari Sidemen

Songket Bali
Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional yang setiap daerah memiliki ciri khas dan corak sendiri, tak terkecuali songket Bali. Di Bali terdapat beberapa daerah pengerajin kain songket, salah satu daerah pengerajin Songket Bali adalah Sidemen. Kecamatan yang masuk wilayah Kabupaten Karangasem ini banyak penduduknya menjadi pengerajin kain tenunan seperti kain songket, kain endek dan lainnya. Sekitar akhir tahuan 90an sampai awal tahun 2000an permintaan kain songket sedang tinggi-tingginya, sehingga hampir 60% penduduk di daerah Kecamatan Sidemen dan sekitarnya beralih menjadi pengerajin kain tenun karena upah yang diterima lumayan tinggi untuk kerja rumahan.
Corak dan motif songket Bali terus berinovasi dari tahun ke tahun seiring dengan pesatnya permintaan pasar dan sumber daya manusia (SDM) yang semakin berkembang. Selain untuk kebutuhan pasar lokal, songket Bali juga terkenal sampai ke mancanegara sehingga menjadi komuditas ekspor. Permintaan pasar untuk songket Bali sempat mengalami penurunan setelah terjadinya tragedi kemanusiaan “Bom Bali I” yang berpengaruh besar terhadap perekonomian Bali. Geliat permintaan pasar untuk songket Bali naik lagi diawal tahun 2010 ditandai dengan mulai bermunculannya pengerajin songket yang terus meningkat. Untuk anda yang sedang berlibur ke Bali dan ingin melihat secara langsung pembuatan songket Bali, bisa langsung berkunjung ke Sidemen.
- See more at: http://blog.dibali.web.id/cantiknya-kain-songket-bali-dari-sidemen.html#sthash.nE3ugV99.dpuf

Tenun Ikat Home Made - Tenganan Village

Tenun Ikat is a traditional Balinese homemade material made at Tenganan Village. It is intended made by the young and old women villagers in their houses for souvenir that you can bring home. The material of Tenun Ikat is made from the wooden root and carefully woven with high patience. The price of Tenun Ikat is quite expensive according to the style and material sources. Tenun Ikat making might be able to see when visiting Tenganan Village on Karangasem Tour.

Tenun Ikat Home Made

Tenganan Village, Old Balinese, Karangasem, Bali, Tenun, Ikat

Tenun Ikat Home Made - Tenganan Village

Tenun Ikat is a traditional Balinese homemade material made at Tenganan Village. It is intended made by the young and old women villagers in their houses for souvenir that you can bring home. The material of Tenun Ikat is made from the wooden root and carefully woven with high patience. The price of Tenun Ikat is quite expensive according to the style and material sources. Tenun Ikat making might be able to see when visiting Tenganan Village on Karangasem Tour.

Tenun Ikat Home Made

Tenganan Village, Old Balinese, Karangasem, Bali, Tenun, Ikat

kerajinan daerah bali

Kerajinan Dari Batok Kelapa

Pemanfaat batok kelapa sebagai wadah sebenarnya bukan hal yang baru bagi masyarakat . Penggunaan kulit buah-buahan yang keras sudah digunakan manusia sejak meninggalkan hidup nomaden dan menetap disuatu daerah. Penggunaan batok kelapa sebagai bahan baku kerajinan , diawali dengan usaha untuk memenuhi pesanan, kemudian berkembang dan ditekuni menjadi matapencaharian tetap. Pengembangan kerajinan batok kelapa  sebenarnya sangat memungkinkan, mengingat kedersediaan sumber daya alam berupa buah kelapa  cukup memadai.
s_1948379_cangkirhandel6500 1297867_asbakbatok
Dalam upaya tersebut, maka para perajin dituntut untuk mampu menciptakan produk dengan memadukan potensi alam dengan keterampilan yang dimiliki. Kreativitas, inovasi desain dan keahlian tangan para perajin menjadi penting, sehingga pada akhirnya tempurung kelapa bisa dibuat lebih berguna dan memiliki nilai ekonomis tinggi dengan mengolahnya menjadi\barang kerajinan yang bisa menembus pasar ekspor. Jenis produk kerajinan yang diproduksinya, seperti tempat lilin, mangkok, kendi, sendok, teko dan juga barang hiasan. pemasaran produknya hampir seluruhnya untuk pasaran ekspor dengan tujuan Jepang, Australia, Amerika Serikat dan lain-lain. Dengan kondisi tersebut, maka hasi kerajinan batok kelapa merupakan salah satu produk unggulan

Benefit of Handicraft

a)               Produk Kerajinan untuk Menunjang Aktivitas Hidup Sehari-hari.
Sejarah perkembangan peradaban manusia menunjukkan, bahwa dalam aktivitas hidupannya tidak dapat dipisahkan dengan berbagai peralatan dan perlengkapan hidup termasuk berupa produk kerajinan. Perkembangan penciptaan dan penggunaannya, berlangsung sesuai dengan tingkat kompleksitas kebutuhan hidup, persedian bahan baku, pengetahuan dan teknologi yang dikuasai serta faktor-faktor lain yang berpengaruh. Dalam perkembangan tersebut, juga tampak usaha-usaha penyederhanaan produk kerajinan dengan tujuan agar dapat digunakan lebih efisien, praktis, dan ergonomis.
kayu.2(1)kayu.33
Demikian juga dalam kehidupan masyarakat di Bali. Pada saat penduduk diBali masih hidup mengembara, mereka membuat peralatan dan perlengkapan hidup berupa produk kerjinan dengan menggunakan bahan baku yang ada di sekitar mereka, seperti batu, kayu, bambu, tulang atau kulit binatang, dan sebagainya serta dikerjakan dengan teknik yang masih sangat sederhana. Dalam perkembangan selanjutnya, sebelum mendapat pengaruh modernisasi, masyarakat di Bali telah mampu menciptakan berbagai peralatan berupa produk kerjinan tradisional yang digunakan untuk menunjang aktivitas hidupnya sehari-hari, seperti: peralatan pertahian, perabotan dapur, pertukangan dan sebagainya.
b)              Karya Kriya untuk Menunjang Kegiatan Upacara Agama Hindu di Bali.
Dalam melangsungkan ritual Agama Hindu sesuai dengan adat di Bali, peranan
produk kerajinan sangat penting. Konsep penciptaan mengarah pada spiritual religius dan dilandasi kosmologi Hinduistis. Produk kerajinan tersebut digunakan dalam ritual dan dalam konteks alam imanensi umat Hindu di Bali. Sebagai sarana untuk mempermudah membayangkan sifat abstrak Tuhan. Selain hal tersebut, juga sebagai rasa bakti atau rasa terimakasih kepada-Nya atau kepada leluhur (Ida Bethara Kekawitan) atas anugrah dan keselamatan yang diberikan-Nya.
Lamak Kain Prada-250x250Kipas-Prada-2-300x300
Produk kerajinan tersebut diwujudkan secara permanen atau temporer berupa “alat” upacara, simbol-simbol atau nyasa dan sebagai elemen estetis dengan menggunakan berbagai bahan, seperti: emas, perak, perunggu, kuningan, besi, batu, bambu, tanah liat, kayu, kulit hewan, dan sebagainya. Dalam penggunaan produk kerajinan terkait dengan agama Hindu di Bali, maka dikenal tiga jenis produk kerajinan, yakni: produk kerajinan sebagai sarana upacara dewa yadnya disebut produk kerajinan wali (spritual), produk kerajinan sebagai sarana upacara dewa yadnya dan juga sekaligus untuk memenuhi kebutuhan cita rasa manusiawi yang disebut kriya bebali(spritualsekuler). Selanjutnya produk kerajinan yang dapat digunakan untuk memenihi kebutuhan manusiawi disebut produk kerajinan bali-balian (sekuler).
c)               Produk Kerajinan untuk Menunjang Berbagai Kegiatan Kesenian.
Produk kerajinan yang dimanfaatkan untuk perlengkapan dalam kegiatan kesenian, seperti: dalam seni tari, seni sastra, seni suara (kekawin atau kekidung), seni karawitan, pedalangan, bangunan tradisional dan sebagainya. Cabang-cabang seni tersebut, dalam pagelaran atau penyuguhannya tampak saling terkait satu dengan yang lainnya. Dalam kaitan tersebut, produk kerajinan sering dimanfaatkan sebagai sarana atau elemen pendukung. Seperti dalam seni pertunjukan, berupa tari joged bumbung, arja, tari topeng, wayang wong, barong, rangda dan sebagainya, termasuk seni tari kreasi baru yang diilhami seni tradisional. Dalam pagelarannya melibatkan berbagai produk kerajinan, seperti: topeng, pakaian penari (gelungan, bapang, ampok-ampok, gelang kana, keris, tombak, dan sebagainya), termasuk produk kerajinan sebagai elemen estetis yang digunakan untuk menghias panggung pertunjukan. Sebagai perlengkapan dalan seni kerawitan, seperti berupa: seperangkat gambelan, pakaian penabuh dan sebagainya.
tapel2kamasan_painting_01Sebagai perlengkapan dalam seni pedalangan, seperti: berbagai bentuk dan karakter wayang yang diukir atau disungging pada kulit binatang yang telah disamak, gambelan, “lampu wayang”, keropak atau peti untuk menyimpan wayang dan sebagainya. Demikian juga diaplikasikan pada bangunan tradisional Bali. Produk kerajinan banyak diterapkan berupa simbol-simbol atau elemen estetis, baik berupa relief atau patung, seperti berupa kekarangan (karang gajah, boma, goak atau paksi, tapel, sesimbaran, dan batu), pepatran (patra sari, patra punggel, masmasan, kakul-kakulan, tali ilut, sesimbaran, pipid, welanda, mesir, cina dan sebagainya). Sebagai sarana seni sastra tradisional, seperti dalam penulisan berbagai aksara atau pembuatan ceritera bergambar atau prasi (bahasa Bali), dibuat di atas permukaan\daun lontar, tembaga, emas, perak, batu, dan sebagainya dengan jalan ditoreh
menggunakan alat sejenis pisau belati, disebut pengrupak, pahat dan sebagainya
d)              Produk Kerajinan untuk Menunjang Kegiatan Sektor Pariwisata.
Pengembangan sektor pariwisata di Bali dalam konteks perekonomian masyarakat, pengembangan tersebut dinilai positif dan dianggap sebagai sektor yang sangat strategis, karena mampu membangkitkan semangat rakyat dari kelesuan ekonomi yang diakibatkan terjadinya inflasi dan resesi yang melanda dunia. Sektor tersebut dipandang sangat potensial yang menawarkan peluang-peluang baru dalam berbagai lapangan kerja. Usaha-usaha yang terkait dengan akomodasi, transportasi, dan biro jasa lainnya, dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Secara tidak langsung dapat mengakibatkan semakin meningkatkan mobilitas penduduk dan produktifitassektorsektor penunjang lain, seperti: sektor pertanian, kesenian, industri kecil termasuk usaha perluasan penciptaan produk kerajinan. Usaha perluasan pengadaan produk-produk kerajinan sebagai penunjang kepari-wisataan di Bali, pada beberapa dasawarsa belakangan ini, tampak semakin mendapat harapan baru dengan kecenderungan mengarah pada tujuan komersial. Banyak produk kerajinan dipakai sebagai mata dagangan yang dikonsumsi oleh para wisatawan, seperti berupa cenderamata atau untuk komoditi ekspor.
gelang-motif-xl1.jpg