Pemanfaat batok kelapa sebagai wadah sebenarnya bukan hal yang baru
bagi masyarakat . Penggunaan kulit buah-buahan yang keras sudah
digunakan manusia sejak meninggalkan hidup nomaden dan menetap disuatu
daerah. Penggunaan batok kelapa sebagai bahan baku
kerajinan , diawali
dengan usaha untuk memenuhi pesanan, kemudian berkembang dan ditekuni
menjadi matapencaharian tetap. Pengembangan kerajinan batok kelapa
sebenarnya sangat memungkinkan, mengingat kedersediaan sumber daya alam
berupa buah kelapa cukup memadai.
Dalam upaya tersebut, maka para perajin dituntut untuk mampu
menciptakan produk dengan memadukan potensi alam dengan keterampilan
yang dimiliki. Kreativitas, inovasi desain dan keahlian tangan para
perajin menjadi penting, sehingga pada akhirnya tempurung kelapa bisa
dibuat lebih berguna dan memiliki nilai ekonomis tinggi dengan
mengolahnya menjadi\barang kerajinan yang bisa menembus pasar ekspor.
Jenis produk kerajinan yang diproduksinya, seperti tempat lilin,
mangkok, kendi, sendok, teko dan juga barang hiasan. pemasaran produknya
hampir seluruhnya untuk pasaran ekspor dengan tujuan Jepang, Australia,
Amerika Serikat dan lain-lain. Dengan kondisi tersebut, maka hasi
kerajinan batok kelapa merupakan salah satu produk unggulan
a) Produk Kerajinan untuk Menunjang Aktivitas Hidup Sehari-hari.
Sejarah perkembangan peradaban manusia menunjukkan, bahwa dalam
aktivitas hidupannya tidak dapat dipisahkan dengan berbagai peralatan
dan perlengkapan hidup termasuk berupa produk kerajinan. Perkembangan
penciptaan dan penggunaannya, berlangsung sesuai dengan tingkat
kompleksitas kebutuhan hidup, persedian bahan baku, pengetahuan dan
teknologi yang dikuasai serta faktor-faktor lain yang berpengaruh. Dalam
perkembangan tersebut, juga tampak usaha-usaha penyederhanaan produk
kerajinan dengan tujuan agar dapat digunakan lebih efisien, praktis, dan
ergonomis.
Demikian juga dalam kehidupan masyarakat di Bali. Pada saat penduduk
diBali masih hidup mengembara, mereka membuat peralatan dan perlengkapan
hidup berupa produk kerjinan dengan menggunakan bahan baku yang ada di
sekitar mereka, seperti batu, kayu, bambu, tulang atau kulit binatang,
dan sebagainya serta dikerjakan dengan teknik yang masih sangat
sederhana. Dalam perkembangan selanjutnya, sebelum mendapat pengaruh
modernisasi, masyarakat di Bali telah mampu menciptakan berbagai
peralatan berupa produk kerjinan tradisional yang digunakan untuk
menunjang aktivitas hidupnya sehari-hari, seperti: peralatan pertahian,
perabotan dapur, pertukangan dan sebagainya.
b) Karya Kriya untuk Menunjang Kegiatan Upacara Agama Hindu di Bali.
Dalam melangsungkan ritual Agama Hindu sesuai dengan adat di Bali, peranan
produk kerajinan sangat penting. Konsep penciptaan mengarah pada
spiritual religius dan dilandasi kosmologi Hinduistis. Produk kerajinan
tersebut digunakan dalam ritual dan dalam konteks alam imanensi umat
Hindu di Bali. Sebagai sarana untuk mempermudah membayangkan sifat
abstrak Tuhan. Selain hal tersebut, juga sebagai rasa bakti atau rasa
terimakasih kepada-Nya atau kepada leluhur (Ida Bethara Kekawitan) atas
anugrah dan keselamatan yang diberikan-Nya.
Produk kerajinan tersebut diwujudkan secara permanen atau temporer
berupa “alat” upacara, simbol-simbol atau nyasa dan sebagai elemen
estetis dengan menggunakan berbagai bahan, seperti: emas, perak,
perunggu, kuningan, besi, batu, bambu, tanah liat, kayu, kulit hewan,
dan sebagainya. Dalam penggunaan produk kerajinan terkait dengan agama
Hindu di Bali, maka dikenal tiga jenis produk kerajinan, yakni: produk
kerajinan sebagai sarana upacara dewa yadnya disebut produk kerajinan
wali (spritual), produk kerajinan sebagai sarana upacara dewa yadnya dan
juga sekaligus untuk memenuhi kebutuhan cita rasa manusiawi yang
disebut kriya bebali(spritualsekuler). Selanjutnya produk kerajinan yang
dapat digunakan untuk memenihi kebutuhan manusiawi disebut produk
kerajinan bali-balian (sekuler).
c) Produk Kerajinan untuk Menunjang Berbagai Kegiatan Kesenian.
Produk kerajinan yang dimanfaatkan untuk perlengkapan dalam kegiatan
kesenian, seperti: dalam seni tari, seni sastra, seni suara (
kekawin atau
kekidung),
seni karawitan, pedalangan, bangunan tradisional dan sebagainya.
Cabang-cabang seni tersebut, dalam pagelaran atau penyuguhannya tampak
saling terkait satu dengan yang lainnya. Dalam kaitan tersebut, produk
kerajinan sering dimanfaatkan sebagai sarana atau elemen pendukung.
Seperti dalam seni pertunjukan, berupa tari
joged bumbung, arja, tari topeng
, wayang wong, barong, rangda dan
sebagainya, termasuk seni tari kreasi baru yang diilhami seni
tradisional. Dalam pagelarannya melibatkan berbagai produk kerajinan,
seperti: topeng, pakaian penari (
gelungan, bapang, ampok-ampok, gelang kana, keris, tombak
, dan
sebagainya), termasuk produk kerajinan sebagai elemen estetis yang
digunakan untuk menghias panggung pertunjukan. Sebagai perlengkapan
dalan seni kerawitan, seperti berupa: seperangkat
gambelan, pakaian penabuh dan sebagainya.
Sebagai
perlengkapan dalam seni pedalangan, seperti: berbagai bentuk dan
karakter wayang yang diukir atau disungging pada kulit binatang yang
telah disamak,
gambelan, “lampu wayang”,
keropak atau
peti untuk menyimpan wayang dan sebagainya. Demikian juga diaplikasikan
pada bangunan tradisional Bali. Produk kerajinan banyak diterapkan
berupa simbol-simbol atau elemen estetis, baik berupa relief atau
patung, seperti berupa
kekarangan (
karang gajah,
boma, goak atau
paksi, tapel, sesimbaran, dan
batu)
, pepatran (
patra sari, patra punggel, masmasan, kakul-kakulan, tali ilut, sesimbaran, pipid, welanda, mesir, cina dan
sebagainya). Sebagai sarana seni sastra tradisional, seperti dalam
penulisan berbagai aksara atau pembuatan ceritera bergambar atau
prasi (bahasa Bali), dibuat di atas permukaan\daun lontar, tembaga, emas, perak, batu, dan sebagainya dengan jalan ditoreh
menggunakan alat sejenis pisau belati, disebut
pengrupak, pahat dan sebagainya
d) Produk Kerajinan untuk Menunjang Kegiatan Sektor Pariwisata.
Pengembangan sektor pariwisata di Bali dalam konteks perekonomian
masyarakat, pengembangan tersebut dinilai positif dan dianggap sebagai
sektor yang sangat strategis, karena mampu membangkitkan semangat rakyat
dari kelesuan ekonomi yang diakibatkan terjadinya inflasi dan resesi
yang melanda dunia. Sektor tersebut dipandang sangat potensial yang
menawarkan peluang-peluang baru dalam berbagai lapangan kerja.
Usaha-usaha yang terkait dengan akomodasi, transportasi, dan biro jasa
lainnya, dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Secara tidak langsung
dapat mengakibatkan semakin meningkatkan mobilitas penduduk dan
produktifitassektorsektor penunjang lain, seperti: sektor pertanian,
kesenian, industri kecil termasuk usaha perluasan penciptaan produk
kerajinan. Usaha perluasan pengadaan produk-produk kerajinan sebagai
penunjang kepari-wisataan di Bali, pada beberapa dasawarsa belakangan
ini, tampak semakin mendapat harapan baru dengan kecenderungan mengarah
pada tujuan komersial. Banyak produk kerajinan dipakai sebagai mata
dagangan yang dikonsumsi oleh para wisatawan, seperti berupa cenderamata
atau untuk komoditi ekspor.